nih sedikit sejarah tentang ddc , DDC ditemukan oleh melvil dewey, seorang pustakawan berkebangsaan amerika, yang hidup pada adab 19, sebelum DDC ditemukan, sudah ada sistem lain untuk pengklasifikasian buku. misalnya Charles A.Cutter membuat klasifikasian berdasarkan topik, dan Nathaniel Shurtleff melakukan penomoran menggunakan sistem desimal, namun nomor tidak mengacu pada rak melainkan pada bidang ilmu, dan barulah pada 1876 ada klasifikasi DDC.
dari tadi bahas sejarah saja, baik saya akan mendefenisikan DDC itu apa ?
DDC atau Dewey Decimal Clasification adalah sebuah sistem yang di temukan oleh melvil dewey yang ditemukan pada 1876 dan dimodifikasi dan berkembang sampai tahun 2004 dan dan mengalami 20 kali revisi. DDC ini bisa di ibaratkan sebagai peta di perpustakaaan karena dengan melihat DDC kita dapat mengetahui dimana buku yang kita cari diletakaan dan kita cukup melihatnya dan mencari dengan nomor rak yang sama maka kita akan dapat menemui buku tersebut. sebenarnya ada sih beberapa sistem klasifikasi perpustakaan seperti UDC, LDC dan lainnya namun pada perpustakaan yang saya kunjungi di indonesia merekas biasanya memakai kasifikasi DDC, jadi pada kita berkunjung tidak usah khawatir dengan klasifikasi yang mereka gunakan
lalu bagaimana dengan cara kerjnya ?
ddcmembagi 10 disiplin ilmu pengetahuan dan menjadi kelas utama yang mana 10 kelas utama itu adalah :
- 000: umum
- 100: filsafat dan psikologi
- 200: agama
- 300: ilmu sosial
- 400: bahasa
- 500: sains dan matematika
- 600: teknologi
- 700: kesenian
- 800: sastra
- 900: sejarah
itu hanya untuk umum loh lalu bagaimana dengan buku buku islam?
buku islam lain lagi pembagian kelas ddcnya . notasi islam bisa dikatakan unik karena pada notasinya ada kode 2x, pada umumnya artinya sih sama saja dengan code ddc umum . berikut pembagian kelas ddc islam:
- 2x0: islam(umum)
- 2x1: alquran
- 2x2: hadist
- 2x3: aqidah
- 2x4: fiqih
- 2x5: akhlak dan tasawuf
- 2x6: sosial dan budaya
- 2x7: filsafat
- 2x8: aliran
- 2x9: sejarah dan modernisasi
kelebihan : sistemnya praktis, notasi murni dengan angka arab yang dikenal secara universal. dan juga terdapat badan yang mengawasi perkembangan dan terus mengadakan peninjauan ulang untuk menyempusnakan edisi edisi selanjutnya.
kekurangannya : adanya relokasi dan phoenix schedule yang menimbulkan masalah bagi pustakawan karena setiap kali terjadi relokasi atau phoenix schedule maka pustakawan harus melakukan klasifikasi ulang, dan juga terlalu america sentris dan kurang memberikan perhatian pada bidang bidang diluar amerika dan eropa barat, seperti bidang agama, manajemen pemerintahan, dan bahasa bahasa.
berikutlah pembahasan artikel ini tentang klasifikasi ddc dan semoga artikel ini menambah ilmu untuk anda semua
nambah ilmu nih gan, makasih gan
ReplyDeletethanks informasi nya sob,, jadi nambah ilmu...
ReplyDeletebermanfaat gan , tinggal nunggu niat untuk berkunjung ke perpus kampus kok kayanya susah bener wkwk
ReplyDeletesetiap saya mengunjung ke blog ini, wawasan saya jadi bertambah :)
ReplyDeleteWah makasih mas infonya
ReplyDeleteThanks banget gan hehe
ReplyDeleteAne pertama kali masuk di perpus daerah bingung maksud angka itu apa ya . Swkarang saya tau maksudnya . Nice inpo
ReplyDeleteIya sih masing2 punya keunggulan dan kekurangan tergantung perspektif orang tsb
ReplyDeleteNice banget gan. Sangat mendidik
ReplyDeletenice info gan . makasih sudah berbagi
ReplyDeletethanks gan, sangat membantu..
ReplyDeletethanks bro its helping me to solve
ReplyDeleteMantap gan jadi tambah ilmu
ReplyDeleteWah thanks info nya gan, jadi ngerti
ReplyDeletesaya jadi baru tau ada sistem kayak gini :) makasih sob informasinya bermanfaat
ReplyDeletenice info gan..jd inget semasa kuliah dulu hehhee
ReplyDeleteThanks infonya
ReplyDelete